MAKALAH QUR’AN HADIST
TENTANG AKHLAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Dosen pengampu;
Khoirul Anam
Oleh;
Novia Alfia Istiqomah
16340021
PRODI ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Semakin canggihnya ilmu
pengetahuan, zaman semakin moderen dan
manusiapun hidup beragam dengan kemudahan-kemudahan yang di sajikan oleh moderenisasi dunia.
Peradaban di era globalisasi saat ini membuat kodrat manusia sebagai hamba
ALLAH SWT yang semata-mata hanya di wajibkan patuh dan hanya menyembah satu
kepadanya, kini menjadi sedikit terasingkan dan tersingkirkan dari kehidan
sehari-hari manusia itu sendiri. yang mana di karenakan merosotnya Iman-iman
manusia itu sndiri “subhanallah”.
Kini Tindakan mereka semakin tidak terkontrol lagi, kemerosotan ahlak dan moral
yang seharusnya menjadi hal yang di prioritaska dalam melakoni kehidupan sosial
mereka di dunia yang hanya sementara ini kini hanya menjadi kata-kata khiasan
saja dalam kehidupan mereka tanpa mengetahui maknanya. Kemerosotan moral dan
ahlak manusia itu semakin hari semakin bertambah parah, yang dalam artian
perilaku dan tindakan mereka semakin tidak terkontrol dengan ketidak tauanya
dan ketidak adanya pelakon yang menggambarkan bagaimana semestinya contoh
manusia yang beriman kepada ALLAH SWT.
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha sekeras dan semaksimal
mungkin demi tercapainya keimanan yang hakiki kepada ALLAH SWT.
B.
RUMUSAN
MASALAH
I.
Pengantar
ilmu akhlak
a)
Pengertian
b)
Sumber-sumber
ajaran akhlak
c)
Pembagian
akhlak
II.
Konsep
akhlaqul karimah dalam islam
a)
Cara
berakhlak dalam islam
b)
Perintah
ber-akhlaqul karimah
III.
Akhlaqul
madzmumah
a)
Pengertian
b)
Sifat-sifat
tercela
C.
TUJUAN
Sebagai bahan pembelajaran dan pertimbangan mengenai
baik buruknya ahlak, moral serta etika seseorang dalam islam, yang menyasar
pada perebaikan dan kemajuan penegetahuan ahlak, moral serta etika seorang
manusia di masa yang akan datang nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
PENGANTAR ILMU AKHLAQ
a.
Pengertian
Menurut bahasa (etimologi) perkataan
akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku,tabi’at.[1] Akhlak
disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran
sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti wajah, gerak
anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa yunani pengertian khuluq
ini disamakan dengan kata athicos atau ethos, artinya adab
kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos
kemudian berubah menjadi etika. [2]
Pada hakikatnya khuluq (budi
pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam
jiwa dan menjadi keperibadian. Dari sini timbulah berbagai macam perbuatan
dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran.
Dapat dirumuskan bahwa akhlak ialah
ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam
pergaulannya dengan tuhan, manusia, dan makhluk disekelilingnya. [3]
b.
Sumber-sumber
ajaran akhlak
Sumber ajaran akhlak ialah al-quran dan hadis. Tingkah laku nabi
muhammad SAW merupakan contoh suri teladan bagi umat manusia semua. Ini
ditegaskan oleh allah dalam al-quran surah al-ahzab (33): 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya; Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Tentang akhlak pribadi rosulullah dijelaskan pula oleh aisyah ra.
Diriwayatkan oleh imam muslim. Dari ‘aisyah ra berkata: sesungguhnya akhlak
roselullah itu akhlak al-quran. (HR. Muslim). Hadis rosulullah meliputi
perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber akhlak yang kedua setelah
al-quran. Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa mendapat bimbingan dari
allah SWT.
ALLAH BERFIRMAN QS AN-NAJM (53):3-4
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣) إِنْ
هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى (٤)
3. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut keinginannya.
4. Tidak
lain (Al Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)
c.
Pembagian akhlaq
Ada dua jenis akhlaq dalam islam,
yakni akhlaq karimah (akhlaq terpuji) ialah akhlaq yang baik dan benar menurut
syariat islam, dan akhlaq madzmumah (akhlaq tercela) ialah akhlaq yang tidak
baik dan tidak benar menurut islam[4]
1.
Akhlak karimah (akhlak terpuji)
Adapun jenis-jenis akhlaqul karimah itu sebagai berikut:
·
Al-amanah
(sifat jujur dan dapat dipercaya)
Sesuatu yang dipercayakan kepada
seseorang, baik harta, ilmu, rahasia, atau lainnya yang wajib dipelihara dan
disampaikan kepada yang berhak menerimanya.
·
Al-alifa
(sifat yang disenangi)
Hidup dalam masyarakat yang
heterogen memang tidak mudah menerapkan sifat al-alifa, sebab anggota
masyarakat terdiri dari bermacam-macam sifat, watak, kebiasaan, dan kegemaran
satu sama lain berbeda. Orang yang bijaksana tentulah dapat menyelami segala anasir
yang hidup ditengah masyarakat, menaruh perhatian kepada segenap situasi dan
senantiasa mengikuti setiap fakta dan keadaan yang penuh dengan aneka
perubahan.
·
Al-‘afwu
(sifat pemaaf)
Manusia tiada sunyi dari khilaf dan
salah. Maka apabila orang berbuat sesuatu terhadap diri seseorang yang karena
khilaf atau salah, maka patutlah dipakai sifat lemah-lembut sebagai rahmat
allah terhadapnya, maafkanlah kekhilafan dan kesalahannya, janganlah mendendam
serta mohonkanlah ampun kepada allah untuknya, semoga ia surut dari langkahnya
yang salah, lalu berlaku baik dimasa depan sampai akhir hayatnya.
·
Anie
santun (sifat manis muka)
Menghadapi sikap orang yang
majemukan, mendengar berita fitnah yang memburukkan nama baik, harus disambut
semuanya itu dengan manis muka dan senyum. Betapa banyak orang-orang pandai
lagi bijaksana memakaisikap ini dan banyak terjadi didunia diplomasi orang
memperoleh sukses dan mencapai kemenangan, hanya dengan keep smiling
diplomatnya dimeja perundingan. Dengan muka manis, dengan senyum menghias
bibir, orang lain dapat mengakui dan menghormati segala keinginan baik
seseorang.
·
Al-khairu
(kebaikan atau berbuat baik)
Betapa banyaknya ayat al-quran yang
menyebutkan apa yang dinamakan baik, cukuplah itu sebagai pedoman, ditambah
lagi denga penjelsan dari rosulullah saw. Sudah tentu tidak patut hanya pandai
menyuruh orang lain berbuat baik, sedangkan diri sendiri enggan mengerjakannya.
Dari itu mulaillah dari dir sendiri (ibda’ binafsi) untuk berbuat baik.
Tidak perlu disuruh berbuat baik terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap
hewan hendaknya juga berbuat baik sebab setuap kebaikan walaupun kecil sekali
namun allah akan membalasnya juga kelak diakhirat, demikian janjinya. Bisikan
setan yang selalu ingin menjerumuskan ke lembah kejahatan, janganlah
didengarkan, berlindunglah kepada allah yang maha mendengar lagi maha
mengetahui.
·
Al-khusyu’
(tekun bekerja sambil menundukan diri (berzikir kepada-nya))
Khusyu’ dalam perkataan , dibaca
khusus kepada allah rabbul ‘alamin dengan tekun sambil bekerja dan menundukkan
diri takut kepada allah. Ibadah dengan merendahkan diri, menundukkan hati,
tekun dan tetap, senantiasa bertasbih, bertakbir, bertahmid, bertahlil, memuja
asma allah, menundukan hati kepada nya, khusyu’ dikala sholat, memelihara
penglihatan, menjaga kehormatan, berbicara dengan tenang dan sederhana, tunduk
hanya kepadanya, itulah sebenarnya akhlaqul karimah.
2.
Akhlaqul madzmumah
Adapun jenis-jenis akhlaqul madzmumah (akhlaq tercela) itu adalah
sebagai berikut:
a.
Ananiyah
(sifat egiustis)
Menusia hidup tidaklah menyendiri,
tetapi berada ditengah-tengah masyarakat yang heterogen. Ia harus yakin bahwa
perbuatan baik, masyarakat turut mengecap hasilnya, tetapi jika akibat
perbuatannya buruk masyarakatpun turut pula menderita.
b.
Al-baghyu
(suka obral diri pada lawan jenis yang tidak hak (melacur))
Melacur dikutuk masyarakat, baik
laki-laki ataupun wanita. Wanita yang beralasan karena desakan ekonomi, atau
patah hati dengan suaminya, mencari kesenangan hidup pada jalan yang salah,
jelas dilaknat allah. Orang yang melakukan berarti imannya dangkal. Kegemaran
melacur, menimbulkan mudharat yang tidak terhingga, dapat memperoleh penyakit
dan merusak tatanan sosial. Orammg yang melakukan, didunia hanya mendapat
nikmat sesaat, seterusnya orang pun benci, apalagi di akhirat kelak, api neraka
menunggu pula baginya disana.
c.
Al-bukhlu
(sifat bakhil, kikir, kedekut ( terlalu cinta harta))
Bakhil, kedekut, kikir adalah sifat
yang sangat tercela dan paling dibenci allah. Hidup didunia ini hanya
sementara, apa yang allah amanahkan hanya pinjaman sementara saja. Jika mati
jelas semua yang ada didunia ini tidak akan dibawa kecuali hanya kain kafan
pembungkus saja. Maka tinggallah semua sifat baghil, kikir, kedekut itu, semua
kekayaan tidak akan dibawa ke kubur. Orang kikir biasanya pintu rezekinya
sering tertutup.
d.
Al-kadzab
(sifat pendusta atau pembohong)
Maksudnya sifat mengada-ada sesuatu
yang sebenarnya tidak ada, dengan maksud untuk merendahkan seseorang.
Kadang-kadang ia sendiri yang sengaja berdusta. Dikatakannya orang lain yang
menjadi pelaku, juga adakalanya secara brutal ia bertindak, yaitu mengadakan
kejelekan terhadap orang yang sebenarnyatidak bersalah. Orang seperti ini
setiap perkataannya tidak dipercaya orang lain. Didunia ia akan memperoleh
derita dan diakhirat ia akan menerima siksa. Menghadapi orang yang bersifat
demikian, apabila ia membawa berita, hendaklah berhati-hati, jangan mudah
diperdayakannya, sebab berdusta sudah memang hobinya, celaka lah setiap
pendusta, pengumpat pencela, dan pemfitnah.
e.
Al-khamru
(gemar minum-minuman yang mengandung alkohol (al-khamr))
Minuman beralkohol walaupun rendah
kadarnya diharamkan, sebab mengakibatkan mabuk. Bilamana orang sedang mabuk
maka hilanglah pertimbangan akal sehatnya. Akal merupakan kemudi yang dapat
membedakan baik dari yang buruk, benar dari yang salah. Kehilangan pertimbangan
akal menyebabkan orang lupa kepada allah dan agama. Agama adalah akal, tiada
beragama bagi orang yang tidak berakal. Setelah hilang akal maka hilanglah
sifat malunya.
f.
Al-kinayah
(sifat penghianat)
Karena tindakannya yang licik, sifat
khianat untuk sementara waktu tidak diketahui manusia, tetapi allah maha mengetahui.
Ia tidak segan bersumpah palsu untuk memperkuat dan membenarkan keterangannya
bila ia tertuduh, karena ia tidak mempunyai rasa tanggung jawab. Dia tidak
memperoleh keuntungan dari tindakannya yang tidak jujur itu, sifat senang
mengorbankan teman sendiri, jadi musuh dalam selimut, menggunting dalam
lipatan, menolak kawan seiring dan membahayakan keselamatan dirinya. Sifat
amanah membawa kelapangan rezeki, sedangkan khianat menimbulkan kefakiran.
g.
Azh-zulmun
(sifat aniaya)
Aniaya ialah meletakkan sesuatu
tidak pada tempatnya, mengurangi hak yang seharusnya diberikan. Penganiayaan
dapat memutuskan ikatan persaudaraan antara sesama manusia. Itulah sebabnya
agama melarang zalim karena manusia selalu mempunyai kekurangan-kekurangan.
Manusia harus tolong-menolong dalam kehidupan masing-masing. Dan tidak boleh
menganiaya.
h.
Al-jubnu (sifat pengecut)
Sifat pengecut adalah perbuatan
hina, sebab tidak berani mencoba, belum mulai berusaha sudah menganggap dirinya
gagal. Ia selalu ragu-ragu dalam bertindak. Keragu-raguan memulai sesuatu itu
berarti kekalahan. Orang muslim harus tegas, cepat mengambil keputusan dan
tidak menunggu. Karena itu ketidaksanggupan berusaha dan takut berjuang
menghadapi kenyataan, lebih baik mati saja tidak usah hidup.
II.
KONSEP AKHLAQUL KARIMAH DALAM ISLAM
Konsep akhlaqul karimah dalam islam
merupakan suatu pedoman bagi manusia untuk menjalani kehidupannya dengan
berperilaku yang baik dan tidak meninggikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Sebagai manusia yang mempunyai fitrah berakhlaq mulia, hendaklah bersyukur
kepada allah SWT. Dengan berakhlaq baik, insyaallah selamat hidup didunia dan
di akhirat kelak.
a.
Cara berakhlaq dalam islam
Islam telah menunjukkan
sumber-sumber akhlaq, yaitu tercantum dalam al-quran dan hadis. Pada al-quran
dan hadis tersebut sudah tersurat makna yang baik, berupa suruhan dan larangan
untuk dilakukan oleh manusia selama hidup didunia. Cara berakhlakul karimah
harus mencontoh orang-orang terdahulu, seperti orang-orang yang telah dianugerahkan
allah kepadanya. Allah berfirman;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya; Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.( Q.S Al-Ahzab (33):21)
Al-muntahanah (60):4)
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ
إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا
بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا
حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ
لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ
أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya;Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari
kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali".
Sumber ini sebagai pembimbing, petunjuk jalan utama bagi manusia
menuju jalan benar yang diridhai allah, supaya manusia selamat didunia dan
selamat juga di akhirat. Islam tidak mengabaikan umatnya, tetapi menaruh fitrah
pada manusia. Islam tidak memaksakan manusia untuk melakukan ini dan itu,
tetapi islam meletakkan semua tanggung jawab akhlaqul karimah pada
pilihan (ikhtiar) dan usaha orang itu sendiri secara individu
masing-masing. Pada kenyataannya bahwa syariat islam semuanya berisikan
perintah, larangan, maupun perizinan (ibadah), supaya manusia selalu berpijak
dijalan yang benar dan diridhai allah. Islam agama yang meletakkan asas akhlaqul
karimah pada seluruh cabang-cabang ilmu pengetahuan. Intinya mengajarkan
hubungan baik antara manusia dengan tuhannya, manusia dengan sesama manusia dan
makhluk lainnya.
Akhlaqul karimah dalam islam
mengatur kehidupan manusia untuk menjalani kehidupan dunia, dan ajaran akhirat
untuk kehidupan yang kekal. Perwujudan nilai-nilai akhlak sesuai dengan
norma-norma kebutuhan yang oleh islam disebut amal soleh. Sebagian atau
keseluruhan ajaran nabi muhammad selalu menjurus langsung pada nilai-nilai
kesusilaan, sebab dapat dipastikan bahwa dengan bertingkah laku sopan dan baik
terhadap tuhan, rosul-nya, diri sendiri, orang lain maupun kepada sesama
makhluk hidup lainnya, hanyalah orang yan berakhlaqul karimah.
Sikap setiap umat islam terhadap khalik berlandaskan kesadaran
bahwa allah mengetahui, bukan saja yang nyata dari segala sepak terjangnya,
tetapi juga yang jauh tersembunyi dalam lubuk hati seseorang. [5]
Akhlaqul karimah seseorang
terletak pada diri orang itu sendiri, yaitu pada fitrahnya. Jika manusia
didunia telah berjalan dijalan yang benar sesuai dengan fitrahnya berdasarkan
al-quran dan hadis, maka dapat dipastikan bahwa manusia tersebut sampai pada
derajatnya “insan kamil” atau manusia yang sempurna.[6]
b.
Perintah berakhlaqul karimah
Perintah ialah suatu yang wajib dilakukan, secara individu maupun
kelompok. Perintah dapat diklasifikasikan kepada dua bagian. Pertama, perintah
dari allah; kedua, perintah dari manusia. Perintah daari allah, yaitu
perinntah untuk melaksanakan agama secara kaffah. Perintah dari manusia
ialah sesuai dari sumbernya, yaitu dari pemerintah. Orang tua, majikan, guru,
dan boleh jadi dari teman sebaya. Perintah dari allah berupa syariat, hukumnya
wajib dilaksanakan.
Perintah untuk ber-akhlaqul karimah dalam al-quran adalah
sebagai berikut:
Ali imran (3): 104)
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya;Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Kejayaan, kemuliaan umat dimuka bumi ini adalah karena kebaikan
akhlak mereka, dan kerusakan yang timbul dimuka bumi ini disebabkan oleh
perbuatan mereka sendiri.
Kebaikan dan bentuk kemuliaan manusia yang diberikan tuhan karena
manusia telah diberi hidayah sebagai senjata hidup yang telah lengkap daripada
makhluk hidup yang lainnya. Adapun hidayah-hidayah tersebut adalah sebagai
berikut;
1.
Insting
(hidayah ghariziah) yaitu suatu kepandaian yang dimiliki manusia dan
diamalkan sampai akhir hayatnya;
(QS. Maryam (19): 55)
وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ
رَبِّهِ مَرْضِيًّا
Artinya;Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan
zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.
(QS. An-najm (53): 41)
ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ
Artinya; Kemudian
akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
2.
Pancaindra
( hidayah hawasiyah), yaitu sebagai kemuliaan ciptaan allah dan
kelengkapan tubuh pemberian allah;
(QS. At-tin (53):4))
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya;sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.
3.
Akal
(hidayah aqliyah) . dengan akal manusia dapat mengembangkan kepandaian,
dengan belajar manusia dapat membuka rahasia alam, dengan akal inilah manusia
berbeda dengan binatang;
(QS. Az-zumar (39): 18))
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya; yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
4.
Agama
(hidayah diniyah). Agama adalah petunjuk allah , jalan yang lurus untuk
mendapat keridhaan allah, tali allah dan petunjuk menuju hablumminallah
wahablumminannas.
(QS. Al-baqarah (2): 256))
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ
اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ
Artinya; Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
III.
AKHLAQUL MADZMUMAH
Kehidupan muslim yang baik dapat
menyempurnakan akhlaknya sesuai yang telah dicontohkan oleh nabi muhammad SAW.
Akhlak yang baik dilandasi oleh ilmu, iman, amal dan takwa. Ia merupakan kunci
bagi seseorang untuk melahirkan perbuatan dalam kehidupan yang diatur oleh
agama.
Dengan ilmu, iman, amal,
dan takwa seseorang dapat berbuat kebajikan, seperti shalat, puasa, berbuat
baik sesama manusia, dan kegiatan-kegiatan lain yang merupakan interaksi
sosial. Sebaliknya tanpa ilmu, iman,amal dan takwa, seseorang dapat berperilaku
yang tidak sesuai dengan akhlaqul karimah sebab ia lupa kepada allah
yang telah menciptakannya. Keadaan demikian menunjukkan perlu adanya
pembangunan iman untuk meningkatkan akhlak seseorang.
a.
Pengertian akhlaqul madzmumah
Akhlaqul madzmumah ialah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang tercermin
pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang
lain[7].
Akhlaqul madzmumah merupakan tingkah laku kejahatan, kriminal, perampasan hak.[8] Sifat
ini sudah ada sejak lahir, baik wanita maupun pria yang tertanam dalam jiwa
setiap manusia, akhlak secara fitrah manusia baik, namun dapat berubah menjadi
akhlak buruk apabila manusia itu lahir dari keluarga yang tabiatnya kurang
baik, lingkungannya buruk, pendidikan tidak baik, dan kebiasaan-kebiasaan tidak
baik sehingga menghasilkan akhlak ynag buruk.
Sesuatu yang dikatakan buruk apabila
membuat orang menjadi tidak senang dedngan apa yang diperbuatnya, tidak
memberikan kepuasan dan tidak memberikan kenikmatan terhadap sesuatu yang
dibuatnya juga tidak sesuai dengan yang diharapkan, sesuatu yang dinilai
negative oleh orang yang menginginkannya. [9]
Akhlak buruk, yaitu suatu sifat yang
tercela dan dilarang oleh norma-norma ynag berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila seseorang melaksanakannya niscaya mendapatkan dosa (adz-dzanb) dari
allah karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tercela dihadapan allah.
Kata adz-dzanb dalam bahasa
arab ialah al-itsm, al-jurm, dan al-ma’shiyah. Makna dosa dalam
syariat islam ialah melakukan sesuatu yang dilarang, meninggalkan suatu
perbuatan yang diperintahkan. Jika agama menetapkan sanksi didunia atas suatu
dosa, maka dosa itu adalah termasuk jinayah (perkara perdata) yang
pelakunya dpat dikenai sanksi.[10]
b.
Sifat-sifat tercela
Sifat tercela, yaitu suatu perbuatan yang dapat merugikan orang
lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran islam sifat tercela ini sangat
dibenci oleh allah, karena sifat tercela sangat hina. Perbuatan tercela ini
biasanya dilandaskan pada nafsu yang tidak baik. Apabila ia mempunyai nafsu
yang tidak baik maka orang tersebut pasti mempunyai sifat tercela. Sifat ini
sangat disenangi oleh iblis. Orang yang melaksanakan perbuatan tercela dianggap
sebagai sahabat karibnya dan orang yang menjauhi sifat tercela, dianggapnya
sebagai musuh terbesarnya.
Siapa yang mempunyai sifat tercela ini, niscaya orang itu mendapat
siksaan didunia dan mendekam dalam neraka di akhirat. Karena itu sifat tercela
ini harus dijauhi, agar tidak menjadi sahabat karib iblis dineraka. Cara
menghindari sifat tercela, harus memperbanyak ilmu keagamaan, mengamalkannya,
dan berserah diri kepada allah. Harus diyakini bahwa hidup didunia tidak kekal
dan berakhir dengan kematian yaitu akhir yang kekal tempat menerima balasan
baik dan balasan buruk yang dilakukan manusia didunia.
Sifat-sifat buruk dalam kehidupan manusia tergambar dari perkataan
dan perbuatannya. Sifat-sifat buruk itu secara umum adalah sebagai berikut;
1.
Sifat
dengki
Dengki menurut bahasa (etimologi)
berarti menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena sesuatu yang amat
sangat kepada keberuntungan orang lain.[11] Dengki
ialah rasa benci dalam hati terhadap kenikamatan orang lain dan termasuk
penyakit hati dan merupakan sifat tercela, hukum nya haram karena dapat
merugikan orang lain.
2.
Sifat
iri hati
Kata iri menurut bahasa (etimologi)
artinya merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, kurang senang
melihat orang lain beruntung, cemburu dengan keberuntungan orang, tidak rela
apabila orang lain mendapatkan nikmat dan kebahagiaan.
Iri hati merupakan perbuatan yang
tercela, hukumnya haram.. apabila seseorang mendapat nikmat misalnya, lulus,
naik kelas, punya sesuatu, sukses dalam mengejar cita-cita, hendaknya harus
bersyukur, itulah sifat seorang muslim. Selanjutnya keberhasilan tersebut
merupakan cambuk agar bekerja keras dan ulet sehingga berhasil dalam meraih
cita-cita yang baik. Sikap mental yang harus ditimbulkan ialah yakin pada
usahanya sendiri, insyaallah berhasil, karena memang usaha seseorang itu
berbeda-beda.
3.
Sifat
angkuh (sombong)
Angkuh merupakan pribadi seseorang, menjadi sifat yang telah
melekat pada diri orang tersebut. Sombong, yaitu menganggap dirinya lebih dari
yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan
dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati,
lebih mulia, dan lebih beruntung dari yang lain. Maka biasanya orang seperti
ini memandang orang lain lebih buruk, lebih rendah dan tidak mau mengakui kelebihan
orang tersebut, sebab tindakan itu menurutnya sama dengan merendahkan
menghinakan dirinya sendiri. [12]
Daftar pustaka
A Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 1997)
Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlak, (surabaya: Al-ikhlas,
1991)
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak,(Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002)
Barmawi Umary, Materi Akhlak, (solo:
Ramadhani, 1993)
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Cet. Ke-2 (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1994)
Sayyid Hasyim Ar-Rasuli Al-Mahallati,
Akibat Dosa, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001)
Abdullah Salim, akhlak islam membina masyarakat dan rumah
tangga, (jakarta: Raja Grafindo, 1997)
Metlor Ahmad, Etika Dalam Islam, (surabaya: Al-ikhlas, 1993)
[1] A.
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: pustaka setia), 1997) hlm. 11.
[2] Sahilun
A. Nasir, Tinjauan Akhlak, (surabaya: Al-ikhlas, 1991) hlm. 14.
[3] Asmaran
AS, Pengantar Studi Akhlak,(Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 1.
[4] Barmawi
Umary, Materi Akhlak, (solo: Ramadhani, 1993) hlm. 196
[5] Abdullah
Salim, akhlak islam membina masyarakat dan rumah tangga, (jakarta: Raja
Grafindo, 1997).hlm. 20.
[6] Metlor
Ahmad, Etika Dalam Islam, (surabaya: Al-ikhlas, 1993), HLM.113
[7] Rachmat
Djatmika, Sistem Etika Islam, (Jakarta:pustaka Panji Mas, 1996),hlm. 26.
[8] Lihat:
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: lembaga studi islam dan
kemasyarakatan, 1999), hlm. 1-5.
[9] Asmaran,
Pengantar Studi Akhlak, Cet. Ke-2 (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1994), hlm. 25-26.
[10] Sayyid
Hasyim Ar-Rasuli Al-Mahallati, Akibat Dosa, (Bandung: Pustaka Hidayah,
2001), hlm. 19.
[11] Tim
penyusun kamus, op. Cit., hlm.251.
[12]
Mohammad Yusuf, pendidikan agama islam, (jakarta: erlangga, 1994), hlm.
4.
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
BalasHapusBERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....